ANALISIS PUISI MESJID TUA WAWOTOBI KARYA AHID HIDAYAT

September 26, 2017 Unknown 1 Comments






            Puisi mesjid tua wawotobi merupakan puisi yang berlatar sosial-religi. Nuansa agama dalam kehidupan masyarakat begitu kental. Sebuah deskripsi yang kompleks dan sarat dengan makna. Berikut hasil analisisnya.

MASJID TUA WAWOTOBI
Karya Ahid Hidayat

Tiada lagi tikar terhampar
Sajadah pun telah dipindah
Dari masjid tua itu

Segenap pintu ditutup rapat
Atap seng penuh karat
Noktah pada kaca
Yang tertinggal di sana

Para pendaras Quran
Para tetamu Tuhan
Barangkali sedang berdzikir
Di kilau marmar
Yang lebih binar

Hanya debu-debu suci
Berwirid di lantai dingin sunyi

Dari mihrab sempit
Tali-tali cahaya terentang
: bermarifat menopang
Keluasan langit


Hasil Analisis
Bait pertama:
Tiada lagi tikar terhampar
Sajadah pun telah dipindah
Dari masjid tua itu
            Larik pertama /tiada lagi tikar terhampar/ artinya keadaan yang tidak biasa, sesuatu yang dijadikan alas kini hilang. Larik kedua /sajadah pun telah dipindah/ berarti sesuatu yang disengaja, tentu karena sesuatu yang lain. Larik ketiga yang kemudian mempertegas keadaan tempat /dari masjid tua itu/ artinya ada hal yang tidak lazim pada sebuah bangunan religius tersebut. Kealpaan dan kelalaian dalam memelihara sebuah bangunan tua sangat jelas dalam keseluruhan makna bait pertama ini. Ada yang terlupakan dalam nuansa kehidupan beragama masyarakat lokal.

Bait kedua:
Segenap pintu ditutup rapat
Atap seng penuh karat
Noktah pada kaca
Yang tertinggal di sana

            Bait kedua ini mendeskripsikan tentang keadaan bangunan masjid tua di Wawotobi (sebagaimana digambarkan pada bagian judul puisi ini). Larik pertama /segenap pintu ditutup rapat/ artinya tidak ada lagi ruang untuk masuk menuju masjid. Larik selanjutnya berturut-turut yang menunjukan keadaan tak terawatnya masjid wawotobi, yaitu /atap seng penuh karat/, /noktah pada kaca/, dan /yang tertinggal di sana/. Tanda-tanda yang ditunjukan merupakan perlambang dari kenangan yang dilupakan pada bangunan prestisiud dan religius.

Bait ketiga:
Para pendaras Quran
Para tetamu Tuhan
Barangkali sedang berdzikir
Di kilau marmar
Yang lebih binar

            Larik pertama /para pendaras Quran/ artinya orang yang rutin dalam membaca Quran. Larik kedua /para tetamu Tuhan/ berarti orang-orang yang sering atau pun datang beribadah di masjid. Larik ketiga /barangkali sedang berdzikir/ berarti sebuah kegiatan yang dilakukan orang muslim pada umumnya, namun pada larik ini menunjukan sebuah keadaan yang ditunjukan kekhusukan beribadah meski melupakan keadaan rumah Tuhan mereka. Larik keempat dan kelima yang menunjukan isi makna yang sama, yaitu puncak ibadah manusia yang ingin mendapatkan surga Tuhan /dikilau marmar/ dan /yang lebih binar/. Kilau diibaratkan sebagai sebuah sinar atau cahaya yang setiap manusia sangat mendambakannya kelak.

Bait keempat:
Hanya debu-debu suci
Berwirid di lantai dingin sunyi

            Larik pertama /hanya debu-debu suci/ mengandung makna tentang keadaan yang menunjukan keadaan masjid yang tidak lagi dipakai. Larik kedua /berwirid di lantai dingin sunyi/ artinya hanya sepi yang bisa kita lihat dalam masjid. Keadaan yang menunjukan keheningan.

Bait kelima:
Dari mihrab sempit
Tali-tali cahaya terentang
: bermarifat menopang
Keluasan langit

            Larik pertama /dari mihrab sempit/ mengandung makna sebagai sebuah ruang berambang/berbatas dalam masjid yang disakralkan sebagai tempat seorang pemimpin dalam beribadah (sholat). Larik kedua /tali-tali cahaya terentang/ artinya ada harapan dan doa yang dipanjatkan kepada sang Khalik. Larik ketiga /bermarifat menopang/ artinya doa yang menjadi segala kekuatan manusia untuk kehidupannya kelak. Larik terakhir /keluasan langit/ menjadi makna yang menunjukan keesaan dan kemahaan Tuhan, yang menciptakan segala kehidupan di dunia ini.

            Dengan demikian, keseluruhan arti puisi ini adalah kritik terhadap masyarakat yang mulai melupakan tempat-tempat peribadatan, tempat umum yang penuh dengan sejarah. Masjid merupakan rumah Tuhan yang harus senantiasa kita rawat. Puisi ini menitipkan pesan agar kita tidak melupakan sesuatu yang sudah menjadi sejarah dan cerita, tempat yang sarat dengan nuansa agamis atau religius. 

You Might Also Like

1 comment:

  1. Las Vegas Casinos - Mapyro
    Find all Casinos in Las Vegas, NV, United 화성 출장마사지 States at Mapyro. The Best Slot Machines in Las Vegas for 부천 출장안마 Real 군포 출장샵 Money. 삼척 출장마사지 Play Now! - Las Vegas, 양주 출장안마 NV Casinos.

    ReplyDelete